Rasa yang seharusnya tidak ada

Awalnya, gue termasuk orang yang memegang teguh prinsip kalau hubungan persahabatan antara laki laki dan perempuan gak selamanya harus diromantisasi. 

Tapi ternyata, gue terjebak di dalam prinsip yang selama ini gue pegang teguh.

Seringkali mengelak dan gue tau ini salah. Tapi apa daya, perasaan gak bisa memilih dimana ia harus berlabuh, gue juga gak bisa ngatur hati gue maunya kemana dan dengan gak tau diri nya hati gue milihnya dia. Dia yang seharusnya hanya sekedar sahabat.

Gue cerita ke temen, temen bilang "Bisa bisanya ya lo nyimpen perasaan selama itu? Apa gak capek?" Ya, gue cukup lama menyimpan perasaan itu. Sepertinya sudah 3 tahun. Jujur gue emang baper sama dia, tapi gue bakal lebih baper lagi kalau dia ninggalin gue karena kebaperan yang gak tau malunya dateng dalam diri gue. Mungkin kalau ada tutorial uninstall perasaan, udah sejak lama gue bakal ngelakuin itu.

Gue juga sebenernya bingung, kenapa sih gue bisa bisanya gak tau malu jatuh ke sahabat sendiri? Ini harusnya gak boleh terjadi. Gimana bisa gue jatuh sama orang yang seharusnya mengangkat gue saat gue lagi jatuh untuk orang lain? Dan gue harus apa kalau sekarang dialah alasan gue bisa jatuh seperti ini? Pertanyaan itu seringkali muncul di benak gue. 

"Kenapa sih lo gak bilang aja ke dia? mungkin dia bakal ngerti" Kata temen gue. 

Sering gue berfikir seperti itu. Apa ya yang bakal terjadi seandainya gue ngomong ke dia. Ya gak mungkin juga bakal se-epic drama korea atau film-film yang gue tonton yang cowonya dengan ajaib bakal bilang "iya selama ini gue juga sebenernya suka kok sama lu", gue sadar diri gue juga gak berharap apa apa sama dia kok. Karena gue tau, gue yang punya perasaan, masalah disambut atau enggaknya ya itu pilihan dia. Tapi gue terlalu takut aja untuk bilang yang sejujurnya. Gue takut merusak keadaan yang selama ini baik-baik aja. 

Suatu saat gue pasti bakal jujur kok sama perasaan gue, tapi gak sekarang.

Komentar

Postingan Populer