Tentang Waktu
Bicara tentang waktu.
Aku ingin berterima kasih kepada waktu mengenai banyak hal dalam hidupku.
Terima kasih, telah memberi banyak pelajaran dan perjalanan yang indah dalam hidupku.
Terima kasih, telah menunjukkanku pada kebahagiaan yang baru.
Terima kasih, telah menciptakan temu antara aku dan dia.
Terima kasih, telah menghadirkan rasa nyaman ini walau hanya sesaat.
Terima kasih, telah memberiku kesempatan untuk memililikinya walaupun hanya dalam hati.
Terima kasih, telah membuatku kembali merasa kehilangan.
Terima kasih, karena waktu membuatku mengerti, selama apapun waktu yang kita jalani bersama tidak akan menentukan apakah kita akan berakhir sama-sama.
Dan sekarang, entah darimana awalnya, kita kembali menjadi orang asing.
Kamu tidak pernah memberiku aba-aba agar aku mempersiapkan diri untuk menghapus mu dari ingatanku.
Kamu terlalu sering hadir dalam hari-hariku yang mebuatku tidak bisa semudah itu menghapus ingatanku tentangmu.
Ibarat noda yang menempel pada pakaian putih, tidak akan bisa luntur secara total, begitu juga dengan perasaan. Walaupun aku mencoba menghilangkan semaksimal mungin, tapi masih ada satu dua bahkan tiga titik yang tertinggal. Dan titik itu, bernama kenangan.
Kudoakan semoga kamu selalu bahagia dengan apapun pilihanmu, dan maaf aku hanya menjadi coretan yang tidak penting pada perjalanan hidupmu.
Aku ingin berterima kasih kepada waktu mengenai banyak hal dalam hidupku.
Terima kasih, telah memberi banyak pelajaran dan perjalanan yang indah dalam hidupku.
Terima kasih, telah menunjukkanku pada kebahagiaan yang baru.
Terima kasih, telah menciptakan temu antara aku dan dia.
Terima kasih, telah menghadirkan rasa nyaman ini walau hanya sesaat.
Terima kasih, telah memberiku kesempatan untuk memililikinya walaupun hanya dalam hati.
Terima kasih, telah membuatku kembali merasa kehilangan.
Terima kasih, karena waktu membuatku mengerti, selama apapun waktu yang kita jalani bersama tidak akan menentukan apakah kita akan berakhir sama-sama.
Dan sekarang, entah darimana awalnya, kita kembali menjadi orang asing.
Kamu tidak pernah memberiku aba-aba agar aku mempersiapkan diri untuk menghapus mu dari ingatanku.
Kamu terlalu sering hadir dalam hari-hariku yang mebuatku tidak bisa semudah itu menghapus ingatanku tentangmu.
Ibarat noda yang menempel pada pakaian putih, tidak akan bisa luntur secara total, begitu juga dengan perasaan. Walaupun aku mencoba menghilangkan semaksimal mungin, tapi masih ada satu dua bahkan tiga titik yang tertinggal. Dan titik itu, bernama kenangan.
Kudoakan semoga kamu selalu bahagia dengan apapun pilihanmu, dan maaf aku hanya menjadi coretan yang tidak penting pada perjalanan hidupmu.
Komentar
Posting Komentar